Militer Israel mengadakan latihan militer di Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada Kamis 20 Maret 2025. Wilayah tersebut telah berada di bawah kendali Israel sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Dalam pernyataan resminya, militer Israel mengonfirmasi bahwa latihan ini akan melibatkan pengerahan tambahan pasukan dan kendaraan militer di kawasan tersebut.
“Ledakan diperkirakan akan terdengar selama latihan berlangsung,” demikian isi pernyataan tersebut.
Militer Israel juga menegaskan bahwa latihan ini “tidak menandakan adanya ancaman keamanan.”
Mengutip dariĀ Anadolu, Jumat 21 Maret 2025, sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah, Israel secara bertahap memperluas kendalinya di Dataran Tinggi Golan. Tel Aviv bahkan mengambil alih zona penyangga demiliterisasi yang sebelumnya berada di bawah pengawasan internasional. Langkah ini dianggap melanggar Perjanjian Pelepasan Senjata 1974 yang disepakati antara Israel danĀ Suriah.
Selain memperluas wilayah pendudukan, Israel juga dilaporkan telah melancarkan ratusan serangan udara di berbagai lokasi strategis di Suriah. Serangan tersebut menargetkan fasilitas militer, termasuk sistem pertahanan udara, jet tempur, dan instalasi rudal.
Rezim Bashar al-Assad, yang telah memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, runtuh setelah kelompok anti-pemerintah berhasil merebut kendali atas Damaskus pada 8 Desember tahun lalu. Setelah kejatuhannya, Assad diketahui melarikan diri ke Rusia. Peristiwa ini mengakhiri kekuasaan Partai Baath, yang telah memerintah Suriah sejak tahun 1963.
Pada akhir Januari, Ahmed al-Sharaa, tokoh utama di balik keberhasilan menggulingkan Assad, diangkat sebagai presiden sementara untuk memimpin transisi politik di Suriah.
Latihan militer terbaru Israel di Dataran Tinggi Golan memunculkan kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut. Hingga saat ini, belum ada tanggapan dari pihak otoritas Suriah yang baru terkait langkah Israel tersebut.